Cara Agar Blog Tahan Banting dari Update Algoritma Google
20 Desember 2020
Google berhasil menciptakan Brand Activity untuk kegiatan mencari informasi di internet. Yup, kegiatan itu dikenal dengan ‘Googling’.
Mendominasi dengan 92.16% pengguna search engine di dunia, 2 pesaing dibawahnya yaitu bing dan yahoo, seolah hanya dianggap gangguan kecil oleh perusahaan yang dirintis sejak 1998 oleh Babang ‘Sergey Brin’ dan sohib nya 'Larry Page' ini.
Faktanya, saat ini tools pencarian paling beken dan bisa diandalkan di internet adalah Google.Hingga istilah 'Googling' terdengar begitu familiar.
Mungkin orang tidak akan menggunakan istilah yang sama, saat melakukan nya dengan tools lain. Seperti Bing (milik Microsoft), Baidu (yang digunakan di China, karena Google dilarang disana) dan Yandex (yang populer digunakan di Rusia).
Sehingga akan terdengar sedikit aneh, jika orang menyebut ‘binging’, ‘baiduing’ atau ‘Yandexing’. Dan saya sendiri belum pernah mendengarnya sih..
Bahkan, sejak tahun 2000 tepatnya 23 Oktober, Google memanfaatkan sistem pencarinya tersebut untuk meraup keuntungan dengan meluncurkan Google Ads (Dulu Adwords).
Dan hingga kini, Google Ads menjadi Core Bisnis Google dengan omset $135 Milyar per akhir 2019 (Hampir Rp 2Rb Triliun dengan kurs Rupiah 14Rb)
Wow, uang segitu kalo dibeliin cendol semua, Danau Toba pun luber ngab..😁. Dan ini baru dari Google ads saja. Belum dari unit bisnis Google yang lain.
Meski sudah terbilang matang dan nyaris superior tanpa pesaing, bukan berarti Google berleha-leha. Perbaikan terus dilakukan untuk semakin menyempurnakan sistem pencarian mereka.
Itulah sebabnya, Google rutin melakukan penyempurnaan sistem nya dengan membuat beberapa update sistem Algoritma.
Ok. Kenapa saya ceritakan semua ini di awal?
Biar jelas ya, Kenapa Google Jor-joran bikin update an Algoritma. Alasannya, jelas untuk menjaga sistem pencetak uang mereka dalam kondisi terbaik.
Selain untuk tujuan komersil, Google tentu melakukan ini, untuk memfasilitasi kebutuhan user dan publisher secara bersamaan. Di satu sisi, Google seolah 'memaksa' publisher untuk berusaha lebih baik lagi dalam membuat konten untuk para user nya.
Dan disisi user, pernahkah kita sadari, bedanya saat kita Googling beberapa tahun lalu dengan saat ini?
Hasil pencarian yang disajikan Google saat ini lebih rapi, lebih berisi dan di deretan atas halaman pertama, kita disajikan dengan hasil pencarian yang berkualitas.
Saat kita mencari sesuatu dengan keyword A, Kita tidak lagi diarahkan ke kumpulan web Auto Generate Content yang isinya hanya permainan kata membingungkan di keyword tersebut.
Dan hasilnya, Nihil!. Kita tidak dapet apa-apa disana.
Atau kita tidak lagi diarahkan ke web pendek yang isinya hanya beberapa paragraf dan menyampaikan konten alakadarnya.
Di halaman pertama, Google hanya menampilkan situs authority, kredible dan terpercaya untuk dikonsumsi dan dijadikan rujukan bagi para user yang berburu informasi. Inilah yang diinginkan google.
Mereka tidak pernah main-main untuk urusan Penyempurnaan sistem pencarian guna memuaskan usernya.
Kalo kita cermati update demi update, ada beberapa hal yang ‘diperangi’ Google untuk membuat tampilan hasil pencarian nya semakin membaik.
Berikut ini beberapa istilah yang saya bahas.
Kriteria web/ blog yang harus dihindari agar kebal terhadap update Google :
1. Plagiat atau Duplicate konten.
Google memang tidak bisa menentukan keaslian sebuah konten. Siapa yang pertama kali membuatnya. Tapi Google bisa mendeteksi siapa yang pertama kali menguploadnya (terindeks). Jika kita pengunggah kedua dan seterusnya, maka kontennya dianggap duplikat alias plagiat.
Dan untuk ini tidak ada ampun. Web kita akan kena hukuman dengan turun nya skor rangking di SERP. Serta yang pasti artikel tersebut juga tidak akan terindeks.
2. Keyword Stuffing
Hindari memaksakan penulisan keyword yang berlebihan dalam sebuah artikel.
Pengulangan keyword yang tidak wajar dapat terindikasi sebagai ‘keyword stuffing’ dan Google tidak suka hal ini.
Penalti nya adalah turun nya skor blog kita, hingga yang paling berat bisa deindex atau malah semua artikel masuk sandbox.
Sandbox adalah ‘penjara’ bagi blog. Sekali blog kita masuk kesitu, maka selama nya tidak lagi muncul di halaman pencarian.
3. Lack Content and Relevance
Istilah untuk menamakan konten yang seadanya. Biasanya pendek, isi nya hanya basa-basi, tidak menarik dan kurang relevan dengan kata kunci yang dibidiknya.
Indikasi nya adalah tinggi nya Bounce Rate untuk konten semacam ini. Karena biasanya user langsung keluar setelah tidak mendapati apa yang mereka cari.
4. Spammy Link
Hindari cara lama dalam membangun backlink. Google sudah mampu mendeteksi backlink yang sengaja disimpan di link directory, atau web khusus menyimpan backlink (Link Farming).
5. Shallow Blog
Blog dengan navigasi yang tidak tertata. Banyak ornamen yang tidak penting, plugin dan pernak-pernik yang membuat load speed sangat lambat.
Ingat, saat ini kecepatan load sebuah halaman, jadi rank factor penilaian Google.
Mungkin sebenarnya masih banyak hal lain yang jadi perhatian Google, dan terlewatkan saya bahas disini.
Dan berikut ini hal-hal yang saya usahakan,
Cara agar blog tahan banting dari update algoritma Google dari waktu ke waktu :
1. Utamakan Kebutuhan User
Kesalahan umum para webmaster adalah melakukan segala upaya untuk membuat web nya terindeks dan punya posisi bagus di halaman pencarian Google.
Tapi menomor duakan penyajian solusi yang dicari user. Padahal Google sendiri menyarankan, "Put Your User First".
Google bisa mendeteksi web yang kontennya disukai user, dengan membaca metrik time on site yang tinggi dan bounce rate yang rendah.
Jika user experience web bagus, maka otomatis Google akan menaikan peringkat web kita, karena dinilai berguna bagi banyak user.
2. Fokus Produksi konten yang SEO Minded
User senang jika apa yang mereka cari terjawab dengan tulisan kita. Serta disajikan dengan menarik.
Maka mereka akan betah berlama-lama membaca artikel hingga akhir. Dan ini bagus untuk menekan tingkat bounce rate.
Ini sinyal buat Google bahwa web kita disukai user. Sekali lagi, ingat user experience yang baik, merupakan faktor penentu web kita terangking dengan baik.
Buat pula bahasan artikel dengan lengkap dan mendalam. Artikel dibawah 1000 kata saat ini lebih sulit terindeks.
Dan 70% lebih artikel dengan bahasan yang relatif panjang dan mendalam, memiliki kemungkinan lebih besar mendapatkan kontekstual link dari blogger lain. Ini jenis natural back link yang sangat disukai Google.
Artinya artikel blog kita bermanfaat dan dijadikan banyak rujukan oleh blogger lain.
3. Define Your Keyword
Coba ubah mindset Keyword Stuffing dengan Keyword Placing.
Alih-alih memaksakan sejumlah keyword dalam konten, tempatkanlah keyword tersebut di tempat-tempat strategis. Seperti di permalink artikel, Judul dan subheading.
Definisikan keyword yang ditarget dan gunakan sewajarnya di 100 kata pertama dan terakhir artikel kita.
Ini akan membantu robot peramban Google mengenali konten kita membahas tentang apa.
Ingat, Algoritma RankBrain Google adalah learning machine, sebuah artificial intelegent yang bisa mempelajari konteks artikel kita secara keseluruhan.
4. Tingkatkan CTR
Jikapun web kita bisa tampil di halaman depan pencarian, ternyata kemungkinan untuk di klik user masih sekitar 70% saja.
Tingkatkan kemungkinan tersebut dengan membuat judul artikel menarik yang relevan dengan kata kunci pencarian user.
Pelajari dengan baik, bagaimana cara membuat Meta Deskripsi yang mengundang klik.
Biasanya kita hanya punya waktu kurang dari 10 detik untuk menarik perhatian klik dari user.
Pastikan 10 detik berharga ini terwakilkan dengan isi Meta Deskripsi yang menarik, jelas, dan mewakili isi konten secara menyeluruh.
5. Pastikan design web dan konten nya Reponsive (Mobile Friendly)
Pembantaian blog yg non-responsive pada 2015, dikenal dengan istilah MobileGeddon.
Web yang tidak suppport mobile device mengalami penurunan peringkat pencarian yang signifikan.
Google sangat konsen dengan isu mobile responsive ini, karena sekitar 55% user mengakses informasi nya melalui perangkat mobile.
Artinya kalo web kita tidak responsive, sudah dipastikan kita kehilangan lebih dari setengah potensi trafik. Selain mengalami penurunan peringkat tentunya
6. Cek Inbond dan Outbond Link
Back link memang penting sebagai faktor penentu rangking blog.
Tapi semua link ini harus terjamin kualitas nya. Banyak nya link tidak menjamin bagus. Kalo salah, malah jadi Toxic buat kelangsungan blog.
Lakukan link audit, untuk memastikan semua link yang masuk dan keluar blog kita adalah link yang sehat. Bukan spammy link dan over-optimized link.
Ingat Google juga gencar memerangi jenis-jenis link seperti ini pada algoritma Penguin.
Sedikit kesimpulan :
Sebaiknya tinggalkan cara lama dalam membuat konten blog.
Dan mulai terapkanlah langkah dan metode pembuatan website Authority.
Selama kita merancang website yang berorientasi user, membuat konten yang baik dan menerapkan kaidah SEO Minded seharusnya tidak ada yang kita khawatirkan dengan ada nya update update yang dilakukan Google.
Google update memang bencana bagi web yang dari awal dibuat asal-asalan, tanpa perencanaan konten dan dibuat hanya untuk monetasi semata.
Tapi bagi web yang sudah memiliki semua kriteria diatas, Google Update ini sangatlah konstruktif.
Blog akan lebih profitable karena mendapatkan limpahan trafik tanpa henti meski jarang sekali diupdate. Trust me!
Salam sukses semua. Tetap Semangat !!
(source: Rudi Hermawan)