Ilmuwan Hadirkan Robot Sehelai Rambut! Ukurannya
27 Agustus 2020
Peneliti asal Cornell University dan The Pennsylvania State University ciptakan teknologi mikrobot silikon seukuran satu helai rambut.
Dilansir Tech Times, kemajuan dunia robotika ini dibagikan melalui jurnal Nature dengan judul “Robot mikroskopis yang terintegrasi secara elektronik, diproduksi secara massal” pada Rabu (26/8/2020).
Berbeda dengan robot mikroskopis yang sudah ada, inovasi ini mengandalkan akuator elektrokimia baru yang dapat memberi tenaga pada robot untuk bergerak.
“Inovasi kunci yang memungkinkan robot mikroskopis ini adalah kelas aktuator baru yang kami sebut surface electrochemical actuators atau SEA, [yang] sepenuhnya kompatibel dengan pemrosesan silikon,” tulis peneliti dalam jurnal Nature, dikutip Inverse.
Inverse menyampaikan, untuk mengoperasikannya, SEA hanya memerlukan cahaya laser untuk membuatnya berfungsi. Ini berbeda dengan robot mikroskopis pada umumnya yang mengandalkan termal, optik, dan akustik untuk menciptakan daya gerak. Selain itu, dengan SEA, robot mikroskopis nantinya hanya memerlukan daya rendah lantaran tegangan diperkecil menjadi 200 mikrovolt dan 10-nanowatt.
Sementara itu dilaporkan CNET, tidak hanya dilengkapi akuator elektrokimia baru yang hemat daya, robot mikroskopis ini juga dapat bergerak di berbagai lingkungan. Ini termasuk lingkungan dengan tingkat keasaman maupun suhu ekstrem. Bahkan ia dapat bergerak di atas permukaan air dengan mudah, sehingga robot mikroskopis ini dapat digunakan untuk penanganan medis.
Terkait strukturnya, para peneliti membagi robot menjadi dua bagian sederhana, yakni kaki dan badan robot. Bagian kaki terpasang pada depan dan belakang robot memiliki lebar 0,1mm dan terbuat dari akuator SEA. Keduanya merupakan sepasang, sehingga terdapat empat kaki seperti serangga secara keseluruhan. Sementara itu, untuk bagian badan robot terbuat dari silikon dan memiliki panjang 0,7mm dengan lebar 0,4mm.
Pada bagian tubuh robot, peneliti memasang dua buah panel surya yang bertugas untuk menangkap sinar laser. Setelah sinar ditangkap, nantinya kedua panel akan meneruskan energi laser pada akuator atau kaki robot mikroskopis. Dengan alur inilah robot dapat bergerak, karena akuator yang telah dialiri energi akan menyerap ion di lingkungan sekitar dan membuat kaki dapat menekuk.
Saat ini pergerakan robot memang belum sempurna, ia masih terlihat bergerak secara patah-patah dan kaku. Namun setidaknya ia sudah memberi kemajuan cukup baik untuk dunia robotika.
Tidak kalah penting, peneliti mengklaim temuan ini hanya memerlukan biaya sebesar satu sen. Adapun dengan teknik fabrikasi serupa dengan chip komputer, robot tersebut dapat diproduksi secara massal dalam jumlah besar.
Terlepas dari penemuan yang cukup memuaskan, hingga kini peneliti masih melakukan penelitian lebih lanjut terkait robot itu. CNET melaporkan, para peneliti kini tengah mencoba untuk memprogram robot agar dapat melakukan beberapa tugas tertentu.
Sehingga di masa yang akan datang, diharapkan robot – yang dapat diserap pipet – ini dapat melakukan pengobatan dan bedah mikro untuk beberapa penyakit seperti kanker.
source: okezone.com
Dilansir Tech Times, kemajuan dunia robotika ini dibagikan melalui jurnal Nature dengan judul “Robot mikroskopis yang terintegrasi secara elektronik, diproduksi secara massal” pada Rabu (26/8/2020).
Berbeda dengan robot mikroskopis yang sudah ada, inovasi ini mengandalkan akuator elektrokimia baru yang dapat memberi tenaga pada robot untuk bergerak.
“Inovasi kunci yang memungkinkan robot mikroskopis ini adalah kelas aktuator baru yang kami sebut surface electrochemical actuators atau SEA, [yang] sepenuhnya kompatibel dengan pemrosesan silikon,” tulis peneliti dalam jurnal Nature, dikutip Inverse.
Inverse menyampaikan, untuk mengoperasikannya, SEA hanya memerlukan cahaya laser untuk membuatnya berfungsi. Ini berbeda dengan robot mikroskopis pada umumnya yang mengandalkan termal, optik, dan akustik untuk menciptakan daya gerak. Selain itu, dengan SEA, robot mikroskopis nantinya hanya memerlukan daya rendah lantaran tegangan diperkecil menjadi 200 mikrovolt dan 10-nanowatt.
Sementara itu dilaporkan CNET, tidak hanya dilengkapi akuator elektrokimia baru yang hemat daya, robot mikroskopis ini juga dapat bergerak di berbagai lingkungan. Ini termasuk lingkungan dengan tingkat keasaman maupun suhu ekstrem. Bahkan ia dapat bergerak di atas permukaan air dengan mudah, sehingga robot mikroskopis ini dapat digunakan untuk penanganan medis.
Terkait strukturnya, para peneliti membagi robot menjadi dua bagian sederhana, yakni kaki dan badan robot. Bagian kaki terpasang pada depan dan belakang robot memiliki lebar 0,1mm dan terbuat dari akuator SEA. Keduanya merupakan sepasang, sehingga terdapat empat kaki seperti serangga secara keseluruhan. Sementara itu, untuk bagian badan robot terbuat dari silikon dan memiliki panjang 0,7mm dengan lebar 0,4mm.
Pada bagian tubuh robot, peneliti memasang dua buah panel surya yang bertugas untuk menangkap sinar laser. Setelah sinar ditangkap, nantinya kedua panel akan meneruskan energi laser pada akuator atau kaki robot mikroskopis. Dengan alur inilah robot dapat bergerak, karena akuator yang telah dialiri energi akan menyerap ion di lingkungan sekitar dan membuat kaki dapat menekuk.
Saat ini pergerakan robot memang belum sempurna, ia masih terlihat bergerak secara patah-patah dan kaku. Namun setidaknya ia sudah memberi kemajuan cukup baik untuk dunia robotika.
Tidak kalah penting, peneliti mengklaim temuan ini hanya memerlukan biaya sebesar satu sen. Adapun dengan teknik fabrikasi serupa dengan chip komputer, robot tersebut dapat diproduksi secara massal dalam jumlah besar.
Terlepas dari penemuan yang cukup memuaskan, hingga kini peneliti masih melakukan penelitian lebih lanjut terkait robot itu. CNET melaporkan, para peneliti kini tengah mencoba untuk memprogram robot agar dapat melakukan beberapa tugas tertentu.
Sehingga di masa yang akan datang, diharapkan robot – yang dapat diserap pipet – ini dapat melakukan pengobatan dan bedah mikro untuk beberapa penyakit seperti kanker.
source: okezone.com